DOSISBERITA.COM – Arab Saudi memperingatkan kenaikan suhu panas di Makkah ketika para jemaah menjalankan ibadah haji dalam cuaca panas ekstrem.
Sedikitnya 19 jemaah haji asal negara-negara luar seperti Yordania, iran dan senegal meninggal dunia akibat cuaca ekstrem di Tanah Suci.
Seperti dilansir AFP, Senin (17/6/2024), musim haji tahun ini berlangsung saat musim panas menyelimuti Saudi, hal itu di kabarkan oleh Kementerian Kesehatan Riyadh yang mencatat lebih dari 2.700 kasus “kelelahan akibat cuaca panas” atau heat exhaustion sepanjang Minggu (16/62024) waktu setempat.
Pada Senin (17/6/2024) waktu setempat, suhu udara di Makkah dan di dekat Mina diperkirakan mencapai 49 derajat Celsius.
“Tempat-tempat suci hari ini mencatat suhu tertinggi sejak awal musim haji sampai puncak ibadah haji dengan derajat yang bisa mencapai 49 derajat Celsius.
Kementrian kesehatan Arab Saudi juga mengimbau para tamu Allah untuk tidak terpapar langsung sinar matahari,” dilaporkan televisi Al-Ekhbariya
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Yordania mengumumkan pada Minggu (16/6/2024) waktu setempat bahwa sedikitnya ada 14 jemaah haji asal negara tersebut meninggal dunia “setelah mengalami sun stroke akibat gelombang panas (heat wave) ekstrem”.
“Sebanyak 14 jemaah haji Yordania meninggal dan 17 orang lainnya hilang (saat menunaikan ibadah haji),” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.
pernyataan yang sama juga di kabarkan Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Pirhossein Koolivand, melaporkan bahwa “lima jemaah haji Iran telah meninggal di Makkah dan Madinah selama ibadah haji tahun ini”
Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal penyebab kematian para jemaah haji Iran tersebut.
Kementerian Luar Negeri Senegal, dalam pernyataannya juga menyebut sedikitnya tiga jemaah haji asal negara mereka telah meninggal dunia.
Sementara Otoritas Arab Saudi belum memberikan informasi resmi mengenai jumlah jemaah haji yang meninggal dalam ibadah haji tahun ini.
Namun Kementerian Kesehatan Riyadh mencatat 2.764 kasus kelelahan akibat panas ekstrem sepanjang Minggu (16/6) waktu setempat, akibat paparan sinar matahari dan “ketidakpatuhan terhadap pedoman” yang diberikan, yang mencakup berlindung dari sinar matahari saat momen terpanas pada siang hari.
Otoritas Saudi diketahui menerapkan langkah-langkah mitigasi panas ekstrem, termasuk wilayah yang dikontrol iklim, dan membagikan air serta memberikan saran kepada para jemaah untuk melindungi diri dari sinar matahari yang menyengat.
Pemerintah Indonesia lewat Kepala KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, dr Naning Nugrahini, SKM, MKM sebelumnya juga memberikan imbauannya dan sarannya kepada jemaah haji asal Indonesia agar bisa menghadapi cuaca panas yang ada di tanah suci.
“Misalnya di luar pakai payung, kacamata hitam, minum air putih yang banyak, sedikit-sedikit tapi sering untuk mengindari dehidrasi saat melakukan ibadah di tempat-tampat terbuka di tanah suci. Termasuk juga untuk mengimbau jemaah, makan tepat waktu,” jelas Naning.
Ibadah haji menjadi salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan semua umat Muslim yang mampu harus menunaikannya setidaknya satu kali. Tahun ini tercatat sekitar 1,8 juta jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mengikuti ibadah haji. (**)