Ads 970 x 250
AdvetorialLiputan KhususNasionalTeknologi

Pemerintah Pusat Menyampaikan Bahwa Pusat Data Nasional Yang Resomware Tidak Bisa Direcovery

×

Pemerintah Pusat Menyampaikan Bahwa Pusat Data Nasional Yang Resomware Tidak Bisa Direcovery

Sebarkan artikel ini
Ads 468x60

DOSISBERITA.COM – Jakarta -Pemerintah bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia menyampaikan bahwa data di pusat data nasional (PDN) yang sudah kena ransomware tidak bisa di-recovery.

Telkom bekerja sama dengan BSSN, Kemenkominfo hingga Bareskrim Polri untuk melakukan penanganan terkait hal ini.

“Kita sejak kejadian sampai dengan hari ini sudah diasistensi oleh BSSN dan kerja sama dengan semua yang terkait tentu dengan Kominfo, kemudian dengan para tenant kemudian dengan Bareskrim, kita berusaha keras untuk melakukan recovery dengan resource yang kita miliki,” kata Direktur Network & IT Solution PT Telkom, Herlan Wijanarko, dalam jumpa pers di Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Herlan menuturkan server atau pusat data nasional berada di Surabaya, Serpong Jakarta Selatan, dan di Batam. Dia menyebutkan data yang sudah kena ransomware di PDNS Surabaya tidak bisa dipulihkan.

“Yang jelas data yang kena resomware ini sudah Tidak bisa kita recovery. Jadi kita suda menggunakan sumber daya yang kita miliki, yang nomor satu kita mengidentifikasi ada tenant-tenant yang memang sudah memiliki backup, di lokasi Surabaya maupun yang ada di lokasi Batam, jadi kira-kira 44 tenant,” tutur-nya.

Herlan kemudian mengungkapkan bahwa saat ini langka-langka yang kita lakukan adalah recovery Data dan dilakukan dalam dua tahap.

“Jadi ini kita menyesuaikan dengan recovery stage 1, jadi kontak, kemudian kita klarifikasi dengan para tenant dan mulai kita upayakan untuk bisa kita aktifkan layanannya, tentu melalui medium temporer, jadi kita punya 2 medium temporer di PDN 1 dan satu media lain yang kita siapkan untuk mengaktifkan,” dia.

“Kita juga sudah mengontak seluruh tenant yang terdampak di PDNS 1, jadi kita kontak satu persatu kerja sama dengan Kominfo untuk memastikan apakah tenant memiliki backup di lokal atau tidak, termasuk situasi layanannya, dan ini sudah kita lakukan semua, hasilnya ada tenant yang memiliki backup, ada yang tidak, ada beberapa yang tidak aktif, dan ada beberapa yang belum bisa diverifikasi,” jelasnya.

Baca juga  Marak Perselingkuhan Terjadi, Weda Siaga Satu

“Nanti stage kedua kalau memang tidak ada backup, kita akan me-repair ulang, kita siapkan environment yang baru sebagai pengganti PDNS 2 yang sudah kita kunci, kita set up ulang, kita implementasikan semua aspek security yang kita dapat dari BSSN melalui prosedur yang membuat ini lebih aman, baru kita pindah ke environment yang baru,” jelas Herlan. (**)